Nama : Rina Oktavianti
NIM : 044.01.01.14
Diajukan
untuk memenuhi tugas Mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan sebagai Ujian
Akhir Semester (UAS)
Dosen : Moudy E.U Djami, MMPd., MKM., M.keb.
AKADEMI
KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG TAHUN 2015
1.1 Latar
Belakang
Pada umumnya, plasenta lahir lengkap kurang dari setengah jam sesudah bayi lahir. Namun pada saat dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta, kadang-kadang masih ada potongan-potongan plasenta yang tertinggal tanpa diketahui, inilah yang disebut plasenta rest atau sisa plasenta.
Pada umumnya, plasenta lahir lengkap kurang dari setengah jam sesudah bayi lahir. Namun pada saat dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta, kadang-kadang masih ada potongan-potongan plasenta yang tertinggal tanpa diketahui, inilah yang disebut plasenta rest atau sisa plasenta.
1.2 Jenis-jenis
retensio plasenta
1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korian plasenta sehingga memasuki sebagian lapisan
miometrium
3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion sehingga mencapai/memasuki miometrium.
4. Plasenta parkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot
sehingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uter, disebabkan oleh
konstriksi ostium uteri.
1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korian plasenta sehingga memasuki sebagian lapisan
miometrium
3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion sehingga mencapai/memasuki miometrium.
4. Plasenta parkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot
sehingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uter, disebabkan oleh
konstriksi ostium uteri.
1.3 Penyebab
1. Penyempitan cincin-reformasi serviks
2. Kandung kemih penuh
3. Kelainan uteri
1. Penyempitan cincin-reformasi serviks
2. Kandung kemih penuh
3. Kelainan uteri
1.4 Komplikasi
1. Uteri inversi
2. Syok
3. Pendarahan postpartum
4. Nifas sepsis
5. Subinvolusi
6. Histerektomi
1.5 Rincian manageman
Jika plasenta tidak terlahir selama 30 menit setelah bayi keluar pertimbangkan:
1. Mengosongkan kandung kemih
2. Menyusui atau stimulasi puting
3. Perubahan posisi-posisi tegak mendorong
1. Uteri inversi
2. Syok
3. Pendarahan postpartum
4. Nifas sepsis
5. Subinvolusi
6. Histerektomi
1.5 Rincian manageman
Jika plasenta tidak terlahir selama 30 menit setelah bayi keluar pertimbangkan:
1. Mengosongkan kandung kemih
2. Menyusui atau stimulasi puting
3. Perubahan posisi-posisi tegak mendorong
1.6 Faktor
risiko
1. Sebelumnya retensi plasenta
2. Kelahiran premature
3. Diinduksi oleh tenaga kerja
4. Multiparitas
5. Sebelumnya cedera atau operasi rahim
1. Sebelumnya retensi plasenta
2. Kelahiran premature
3. Diinduksi oleh tenaga kerja
4. Multiparitas
5. Sebelumnya cedera atau operasi rahim
1.7 Penatalaksanaan
1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % /ringer laktat dengan kecepatan
60 tetes/menit dan 10 UNIT secara IM. Lanjutkan infusoksitosin 20 UNIT dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9 %/ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga pendarahan berhenti.
2. Lakukan tarikan tali plasenta terkendali.
3. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara hati-hati.
4. Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV dan metronidazol 500 mg IV).
5. Segera atasi atau rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi komplikasi perdarahan
hebat atau infeksi.
1. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % /ringer laktat dengan kecepatan
60 tetes/menit dan 10 UNIT secara IM. Lanjutkan infusoksitosin 20 UNIT dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9 %/ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga pendarahan berhenti.
2. Lakukan tarikan tali plasenta terkendali.
3. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara hati-hati.
4. Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV dan metronidazol 500 mg IV).
5. Segera atasi atau rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi komplikasi perdarahan
hebat atau infeksi.
1.8
Managemen Detail
Referensi
Banks, A., Levy, D., (2005) Retained
placenta anesthetic considerations – update, Anaesthesia Issue 19,
Article15
Silverman, F., (2006), Management of the
third stage of labour – Up-To-Date Clinical information service – updated 1st
March 2006
Sarwono Prawirohardjo,(2009) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo,(2009) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.PT Bina Pustaka
Buku Saku.(2013), Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan.World Health Organization